Tahun 2018 adalah tahun yang cukup memanjakan bagi para gamer, apalagi dengan begitu franchise raksasa yang akhirnya mengeluarkan seri-seri terbaru mereka. Developer mulai memanfaatkan kemampuan konsol generasi terkini dengan optimal, dan developer indie secara konsisten mengeksplor konsep gameplay yang memanjakan mata. Walaupun demikian, tidak sedikit pula yang justru hadir membawa lebih banyak kekecewaan daripada rasa puas. Game-game yang berujung tidak mampu memenuhi apa yang mereka janjikan sejak awal.
Semakin besar harapan, semakin besar pula kekecewaan yang ditimbulkan.Dengan trailer dan screenshot yang dikemas sedemikian rupa, apalagi janji para developer yang terus bergaung selama beberapa bulan sebelum rilis, tidak mengherankan jika gamer mulai berekspetasi terhadap game yang mereka incar.
Tapi ingat, Mengecewakan bukan berarti buruk. Hampir sebagian besar game yang dimasukkan ke dalam list ini adalah game-game yang masih bisa dinikmati, bahkan menawarkan kekuatan visual, gameplay, dan terkadang dengan cerita yang solid.
Berikut adalah list 5 game paling mengecewakan di tahun 2018:
1.Shadow of the Tomb Raider
https://www.theverge.com
"kok bisa tomb raider bisa masuk list ke satu padahal kan gamenya bagus!?"
eits tenang,Shadow of the Tomb Raider merupakan game yang bisa dibilang cukup bagus,hanya sajasang Tomb Raider yang kita kenal selama ini justru berujung 'biasa saja'.Pilihan untuk lebih berfokus pada sisi eksplorasi dan pemecahan teka-teki daripada pertempuran melawan musuh memang keputusan unik yang pantas untuk disambut baik. Hanya saja, cerita yang bisa dibilang lemah dan kepribadian Lara yang tidak kunjung menarik membuat kisah tomb raider yang satu ini berujung tak ubahnya “babak lain” petualangan Lara alih-alih berujung jadi sesuatu yang fantastis dan banyak diingat fans.
2.Agony
https://www.youtube.com
Di tahun 2018 kemarin, kasus inilah yang sepertinya membungkus nama “Agony”. Sebagai game thriller yang disebut-sebut akan menggambarkan neraka sebagai tempat yang siap untuk membuat Anda histeris ketakutan, termasuk dengan semua konten gore yang ada, Agony berujung jadi produk yang secara gameplay, sulit untuk dinikmati. Konten yang ternyata tidak segila yang dibicarakan, konten berulang, hingga kualitas grafis yang membuat Anda sulit untuk menangkap apa yang sebenarnya tengah terjadi,menjadi topik diskusi saat ia dirilis. Pada akhirnya, namanya dikenal sebagai judul yang kontroversial, namun gagal memenuhi apa yang diiinginkan dan dibutuhkan oleh gamer horror.
Di tahun 2018 kemarin, kasus inilah yang sepertinya membungkus nama “Agony”. Sebagai game thriller yang disebut-sebut akan menggambarkan neraka sebagai tempat yang siap untuk membuat Anda histeris ketakutan, termasuk dengan semua konten gore yang ada, Agony berujung jadi produk yang secara gameplay, sulit untuk dinikmati. Konten yang ternyata tidak segila yang dibicarakan, konten berulang, hingga kualitas grafis yang membuat Anda sulit untuk menangkap apa yang sebenarnya tengah terjadi,menjadi topik diskusi saat ia dirilis. Pada akhirnya, namanya dikenal sebagai judul yang kontroversial, namun gagal memenuhi apa yang diiinginkan dan dibutuhkan oleh gamer horror.
3.Fallout 76
dexerto.com
Fallout 76, ditetapkan sebagai spin-off berbasis multiplayer, bagi seri Fallout yang populer. yang membuat game ini mengecewakan adalah bahwa Bethesda seakan tidak benar-benar niat dalam menggarapnya. Mulai dari dunia, musuh hingga misi, didesain dengan cara yang buruk, bersama dengan banyaknya bug dan glitch yang membuatnya makin parah.
Secara garis besar, Fallout 76 hampir tidak bisa dinikmati dan dimainkan dengan benar sebagai game multiplayer online.
4.Dynasty Warrior 9
wccftech.com
Sang developer,Koei Tecmo membuat sebuah kesalahan besar ketika mereka memutuskan untuk melanjutkan tradisi ‘pemerasan’ mereka terhadap seri Dynasty Warrior. Dengan rasa percaya bahwa ini akan membawa DW ke arah yang lebih baru, seri kesembilan ini justru berbanding sebaliknya.
Keluhan paling umum memang datang dari ‘rasa malas’ Koei dalam memoles Dynasty Warrior 9, di mana mulai dari grafis hingga pertarungannya sendiri, terasa kuno. Ide untuk mengubahnya menjadi game open-world ala-ala Assassin’s Creed, namun dengan kualitas asal-asalan, juga menjadi salah satu keputusan terburuk dalam pengembangan game ini.
0 komentar:
Posting Komentar